MENTARI PAGI EDISI 561, KAMIS 19 DESEMBER 2019
Oleh : Himpunan Mahasiswa Analis Efek Universitas Mh Thamrin
19 Dec 2019
REVIEW IHSG

Pada penutupan perdagangan Rabu (18/12/19) Indeks Harga Saham Gabungan menguat 0.69% pada level 6287.250 atau 42.897 poin . Dicatat 12.41 miliar saham yang diperdagangkan dibursa dengan total nilai 10.41 triliun. Asing mencatat pembelian bersih (Net Foreign buy) Rp 2,63 triliun diseluruh pasar. Tujuh sektor berhasil menopang penguatan IHSG dengan sektor yang penguatannya cukup signifikan yakni Sektor keuangan menguat 2.02%, Sektor industry dasar menguat 1%, dan Sektor property menguat 0.42%. sedangkan sektor yang berada dizona merah yakni Sektor pertambangan melemah 1.44%, Sektor aneka industry melemah 0.9%, dan Sektor konsumer melemah 0.34%.

Jika dilihat dari segi teknikal, diperkirakan IHSG hari ini masih akan melanjutkan penguatannya pada rance support dan resistance yakni 6300-6270. Nampak pada indikator Moving Average 10/15 pergerakan harga masih berada diatas garis MA10/15 dan indikator Relative Strength Index (RSI) walaupun sudah berada diarea overbought tetapi belum menembus garis. Sentimen datang dari aksi window dressing yang sudah mulai terlihat diakhir tahun ini, namun para pelaku pasar pun hari ini cenderung “wait and see” menunggu Bank Indonesia yang merencanakan memperbaharui kebijakan suku bunga.

 

BERITA EKONOMI

Target nilai penerbitan SBN ritel bisa tercapai meski frekuensi penerbitan berkurang

Penerbitan surat berharga negara (SBN) ritel tidak akan kembali marak di tahun depan. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap realisasai penerbitan SBN ritel di sepanjang tahun ini, Kementerian Keuangan akan mengurangi frekuensi penerbitan SBN ritel.

Saat ini pemerintah tengah mempertimbangkan frekuensi penerbitan SBN ritel jadi sebanyak enam hingga delapan kali di tahun depan. Jumlah itu lebih sedikit dibandingkan frekuensi penerbitan di 2019 yang mencapai 10 kali.

Sementara target penerbitan SBN ritel di tahun depan diturunkan menjadi Rp 40 triliun-Rp 60 triliun. Angka tersebut lebih kecil dari target yang dipatok pada awal 2019 yang sebesar Rp 60 triliun-Rp80 triliun.

Sebab kenyataannya, Kemenkeu hanya mampu mengumpulkan Rp 49,89 triliun dari penerbitan SBN ritel sepanjang 2019.

Analis obligasi BNI Sekuritas Ariawan memproyeksikan target penerbitan SBN ritel di tahun depan bisa pemerintah capai, karena sesuai dengan nilai realisasi SBN ritel di tahun ini. Sehingga, penurunan frekuensi penerbitan SBN ritel tidak akan menurunkan potensi penerbitan SBN ritel di tahun depan.

Minat investor pada SBN ritel Ariawan proyeksikan tetap ramai karena pemerintah akan memberi spread premium yang stabil di kisaran 150-200 basis poin dari suku bunga acuan.

Pemberian spread yang tetap premium diharapkan bisa menarik minat investor untuk berinvestasi di SBN ritel di tengah tren penurunan suku bunga.

Menurut HIMA AE, pemerintah telah berusaha sebaik mungkin untuk menarik investor agar ikut membantu pemerintah dalam hal pembiayaan APBN untuk kegiatan produktif, seperti penerbitan ST006 yang merupakan green sukuk ritel pertama di dunia yang dimana seluruh hasil penerbitan untuk pembiayaan proyek-proyek yang ramah lingkungan baik refinancing maupun new financing. Penerbitan SBN juga telah dipermudah, seperti SBR007 dan ST006 yang keduanya dapat dipesan online melalui mitra distribusi yang telah ditunjuk pemerintah, dengan investasi mulai Rp 1 juta anda telah dapat berinvestasi pada kedua surat utang negara tersebut dengan kupon 7,20% untuk SBR (kupon mengambang dengan kupon minimal) dan imbalan 6,75% untuk ST006 (imbalan mengambang dengan batasan minimal). Kedepan diharapkan pemerintah untuk mensosialisasikan lebih luas mengenai SUN sehingga dapat menumbuhkan investor baru.

Source : Kontan, Bareksa, Kemenkeu

 

REKOMENDASI SAHAM

Pada perdagangan Rabu, 18 Desember 2019 PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) ditutup menguat sebesar +2,68% pada harga 765. Jika dilihat dari Analisis Teknikal pada perdagangan kemarin saham TOWR membentuk Long White Body Candle yang mengindikasikan adanya potensi penguatan yang berkelanjutan. Hal ini juga didukung oleh indikator Moving Average 5, Stochastic, dan Volume yang memiliki korelasi positif terhadap penguatan saham tersebut.

Recommendation : BUY

Target Price : 810

Stop Loss : 720


(Disclaimer On)



Telah diterbitkan di

https://hima-analisefek.com/2019/12/19/mentari-pagi-edisi-561-kamis-19-desember-2019/